Rabu, Agustus 08, 2007

Serial Peluang Korupsi - 3:

Di Pabrik (2)

Bagian General Affairs juga bisa jadi fitnah kalau tidak memenuhi syarat mental baja dan ikhsan. Iming-iming komisi perusahaan transportasi, catering, supplier alat tulis, cleaning service selalu berseliweran di depan mata.

Seorang teman yang sekarang sukses menjadi pengusaha transportasi melayani puluhan perusahaan di sebuah kawasan industri. Dia berbicara tentang uang komisi ini. Katanya hal ini sudah tidak bisa lepas dari dunia bisnis. Inilah bisnis. Artinya alokasi dana ini sudah dimasukkan dalam biaya produksi. Asal tidak sampai rugi, no problem. Katanya, kalau ada yang tidak mau menerima komisi perbandingannya 1:1000. Tentu saya tidak percaya ucapannya, karena saya tahu pelanggannya belum ada seribu, tapi dia sudah menemukan satu orang manajer yang tidak mau menerima uang beginian.

Bagian Personalia juga demikian. Banyaknya pengangguran menyebabkan setiap orang usia produktif melakukan apa saja asal bisa jadi karyawan. Bagian personalia bisa menjual soal tes penerimaan kayawan, jika tidak kuat memiliki kedua syarat di atas. Kongkalikong dengan perusahaan outsourcing tenaga kerja bisa membuat mata tak henti-bentinya main kedap-kedip. Malah keuntungan sebagai pengusaha outsourcing sering membuat pejabat personalia yang serakah mendirikan perusahaan sejenis untuk mensuplai karyawan bagi perusahaan yang mengamanahinya menjadi pimpinan departemen personalia. Jadi dia jadi supplier bagi dirinya sendiri. Tanpa pesaing.

Hal ini juga bisa dilakukan oleh manajer pembelian. Informasi harga yang ada di tangannya membuat dia dengan mudah mendirikan perusahaan supplier untuk mensupport departemen yang dipimpinnya sendiri. Ditambah dengan adanya wewenang memutuskan supplier mana yang bakal dipilih, lengkap sudah kemudahan untuk menjadikan perusahaan pribadinya menjadi supplier bagi dirinya sendiri. Perusahaan pribadi? Tentu tidak akan tampak dalam akta pendirian perusahaan, karena nama pemilik bisa siapa saja kecuali dirinya. Bisa istri, paman, bibi, tante, bahkan tetangga sebelah rumah.

Ini juga terjadi ketika seorang asisten manajer general affairs ’terpaksa’ mendirikan perusahaan transportasi sendiri untuk mensuplai kebutuhan departemen yang dinakhodainya di sebuah perusahaan asing. Karena apa? Karena tidak tahan melihat keuntungan berseliweran di depan mata. Komisi saja tidak cukup membuatnya nyaman, maka sekalian saja dibangun perusahaan transportasi. Jadi di perusahaan transportasi ini dia menjadi supplier, sementara di posisinya sebagai seorang asisten manajer di perusahaan asing itu dia menjadi buyer. Enakkk tenan........

Tidak ada komentar: