Rabu, Maret 05, 2008

How Bad Are You?

Sering kita berkeluh kesah betapa keleknya nasib saya.
Betapa bodohnya saya.
Gagal maning, gagal maning, son!
Apa ya yang bisa saya lakukan? Sesederhana apapun.
Kok nasib baik belum mendekati kita?
Bisa nggak sih saya berhasil?
Bandingkan nasib yang Anda alami sekarang dengan ’caci maki’ dan vonis nasib yang telah dijatuhkan kepada mereka di bawah ini.

Albert Einstein divonis bolot, tidak suka bergaul, dan senantiasa hanyut dalam khayalan bodohnya.

Aristotle Onassis saat sekolah merupakan si tolol nomor satu dan biang kerok, sehingga pernah dikeluarkan dari beberapa sekolah. Akhirnya dia gagal dalam ujian dan tidak punya ijazah walau diploma sekalipun.

Guru Bethoven menyebut Beethoven sebagai komposer yang tidak mempunyai harapan.

Charles Darwin dianggap oleh semua gurunya (termasuk ayahnya sendiri) sebagai seorang budak biasa dan mempunyai tingkat kecerdasan di bawah normal.

Henry Ford 5 (lima) kali gagal dalam bisnis dan bankrut.

Prestasi Isaac Newton amat lemah ketika di sekolah dasar.

Leo Tolstoy, pengarang buku "War and Peace" pernah dikeluarkan dari akademi.

Semasa kuliah, Louis Pasteur adalah seorang mahasiswa sederhana dimana dia mendapat peringkat nomor 15 dari 22 orang mahasiswa lain dalam mata kuliah kimia.

Leon Uris, pengarang buku terlaris "Exodus" pernah gagal dalam ujian bahasa Inggris sebanyak 3 kali semasa di sekolah menengah.

Pendiri Fedex (Federal Express) pernah diberitahu bahwa idenya tidak masuk akal, dan diberi nilai merah (tidak lulus) oleh profesor di universitasnya. Tiga puluh tahun kemudian, Federal Express menjadi sebuah perusahaan ekspedisi ekspres yang terbesar di dunia dengan 128.000 orang karyawan dan mempunyai modal lebih dari US$7 milyar.

Guru Thomas Alfa Edison pernah mengatakan bahwa dia terlalu bodoh untuk belajar sesuatu.

Walt Disney pernah dipecat oleh seorang redaktur surat kabar karena kekurangan ide.

Winston Churchill pernah tidak naik kelas enam.

Semasa Silvester Stallone menjalani ujian di Universitas Dexel, dia diberitahu bahwa peluang masa depannya hanyalah sebagai seorang tukang reparasi elevator. Dengan demikian ayahnya yang sering memukul mengatakan bahwa dia adalah seorang anak yang tidak bisa diharapkan.

Woody Allen, seorang penulis, editor, dan penerbit yang telah mendapat anugerah Academy Award pernah gagal dalam ujian bahasa inggris dan gagal membuat film di Universitas New York.

Akio Morita, pendiri SONY corporation adalah murid yang bodoh. Ia menempati peringkat terakhir dari 180 murid di kelas ilmu pastinya.

Kini siapa yang tak kenal mereka? Kira-kira siapa yang seharusnya lebih jelek nasibnya. Mereka atau kita? Ternyata ’nasib’ itu masih terus berproses. Belum di ketok palu, sampai maut menjemput.

Bukan tidak mungkin nama kitapun nanti bakal diperhitungkan orang, siapapun kita saat ini. Syaratnya: terus bekerja, terus belajar.

Be Possitive.
Be The Best, Learn from The Best. NOW!

Diedit oleh Choirul Asyhar
dari tulisan Cak Eko di milis TDA www.tangandiatas.com
www.cakeko.co.nr
www.baksomalangcakeko.co.nr
www.sotojolali.co.nr

Tidak ada komentar: