Rabu, Maret 05, 2008

Batu Empedu Tukang Ojeg

Baru kali ini saya mendengar berita penyakit batu empedu. Tadinya saya kira dalam penyakit yang ada batu-batunya cuma batu ginjal atau kencing batu. Atau kalau ada balita yang ketelen batu. Ternyata ada pula penyakit batu empedu.

Ini yang dialami tukang ojeg kenalan saya yang tinggal di Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Tanggal 1 Maret yang lalu dia dan keluarganya harus membayar tagihan operasi batu empedu sebesar Rp. 8.874.519,- (Delapan juta delapan ratus ribu lebih). Hampir 9 juta. Kabar dari istrinya sih uang tersebut harus diperolehnya dari utang sana-sini. Sebagiannya utang dari rentenir. Uuhhhh.... sudah jatuh ketimpa tangga. Mendapat musibah sakit, dihimpit pula oleh aji mumpung rentenir.

Sakit yang tak terkira, membuatnya dan keluarganya tak ada waktu lagi mengurus surat miskin atau apapun demi meringankan biaya rumah sakit. Maunya sih, gratis, tapi apa daya pemerintah tak punya data base siapa gerangan warganya si tukang ojeg yang bernama Maman bin Ahmad ini. Kalau ada data base siapa yang miskin di suatu wilayah, tentu tak diperlukan lagi Surat Miskin setiap ada keadaan emergency seperti masuk rumah sakit demikian. Cukup KTP dan Kartu Keluarga maka dari nomor pokok penduduk (Noppen) bisa dilacak siapa si Maman ini, sehingga rumah sakit harus bertindak cepat, manusiawi dan pada gilirannya mendapatkan simpati dari rakyat.

Meskipun toh saya tahu siapa dia, tentu tidak menjamin RS percaya dengan penjelasan saya. Siapa sih saya. RS hanya percaya jika saya menandatangi surat yang menyatakan sayalah penjamin biayanya. Wow, enak sekali kalau saya sudah mencapai derajat demikian. Saya menjamin orang miskin yang memerlukan tindakan medis secara cepat. Surat Miskin tak perlu diurus buru-buru. Yang penting si miskinnya yang mesti diurus duluan, bukan suratnya.

Dibantu istrinya mencari nafkah sebagai tukang sapu di sebuah sekolah, Pak Maman setiap hari menjadi tukang ojeg langganan beberapa anak sekolah. Anaknya dua. Yang besar sudah lulus SMA. Jadi buruh kontrak yang lebih lama diputusnya daripada di kontraknya. Sekarang dia gantian dengan Pak Maman ngojeg.

Dulu saya pernah mendengar uang pembayaran antar jemput yang diterima dari pelanggannya sebagian cukup untuk mencicil motor. Makanya dia beranikan diri untuk menjadi tukang ojeg. Hitung-hitung yang membayar iurannya adalah para pelanggannya. Maka pada saatnya nanti dia akan menikmati uang tersebut jika cicilan motor lunas. Dan nanti dia akan memiliki motor sendiri.

Pengeluaran yang tak terduga –atau yang sebenarnya: tak pernah dipikirkan alokasi dananya, karena memang tak ada dana lagi, adalah ketika motornya ringsek karena kecelakaan. Dan yang terakhir harus sepuluh hari rawat inap di rumah sakit menjalani operasi batu empedunya.

Alhamdulillah, kini Pak Maman sudah istirahat di rumah, biaya rumah sakit sudah di stop argonya, tapi utangnya yang hampir sembilan juta itu harus dibayar. Fotokopi kuitansi, hasil lab, KTP dan Kartu Keluarga diserahkan kepada saya. Keluarganya minta dibuatkan proporsal. Minta bantuan para aghnia yang terketuk hatinya untuk memberikan zakatnya, infaq maupun sodaqahnya demi membantunya membayar hutang.

Saya menyanggupinya.

Sambil saya mempersiapkan proporsalnya, Andapun yang berempati setelah membaca posting ini dapat menyalurkan dana Anda ke rekening di bawah ini:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek: 005 701 6176
a.n.: Choirul Asyhar, Ir.

Dan konfirmasi ke Hp saya 0856 9240 6250.

Teriring doa jazakumullahu khoiron katsiro. Semoga Allah membalas Anda semua dengan rizki yang lebih baik dan lebih banyak. Amin ya Allah, ya Rabbal ’alamin.

Cikarang Baru, 5 Maret 2008

Tidak ada komentar: