Jumat, Maret 21, 2008

Ayat-Ayat Penguji Cinta Kepada Allah

Sering kita mengaku mencintai Allah dan Rasulullah. Terutama pada momen-momen penting dan situasi dan kondisi tertentu seperti ketika kita sedang beribadah atau dalam peringatan hari-hari besar seperti Maulid Nabi. Ketika kita mengaku mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka Allah menghadapkan kepada kita dengan ayat-ayat ujian untuk membuktikan pengakuan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

QS. At-Taubah : 24

قل إن كان آباؤكم وأبنآؤكم وإخوانكم وأزواجكم وعشيرتكم وأموال اقترفتموها وتجارة تخشون كسادها ومساكن ترضونها أحب إليكم من الله ورسوله وجهاد في سبيله فتربصوا حتى يأتي الله بأمره والله لا يهدي القوم الفاسقين

Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."

Kita tidak dilarang mencintai delapan hal di atas (1. Bapak, 2. Anak, 3. Saudara, 4. Istri, 5. Kerabat, 6. Harta, 7. Bisnis, 8. Rumah.) Tapi Allah memberi peringatan untuk menguji kecintaan kita kepada Allah. Apakah kedelapan hal itu yang lebih kita cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya. Ataukah kita masih istiqamah menomor satukan Allah dan Rasul-Nya. Jadi kecintaan kita kepada Allah harus di atas segala-galanya. Di atas ke delapan hal itu.

Buktinya adalah apabila kita lebih memenuhi panggilan Allah, daripada daya tarik ke delapan hal di atas. Kita lebih mengedepankan aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya ketika melaksanakan aktivitas muamalah kita. Ketika setiap hari kita sibuk mencari harta dengan bekerja dan berbisnis, semua itu harus dilaksanakan dalam rambu-rambu halal haram yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Maka dengan demikian kerja kita menjadi ibadah karena kerja kita mendapat ridha Allah. Sangat mustahil kita mengaku beribadah kepada Allah dalam aktifitas bisnis dan kerja kita, sementara kita tidak mampu menghindari hal-hal yang dilarang Allah. Ibadah harus dilaksanakan dengan kegiatan yang diridhai Allah.

Jadi Allah tetap menjadi cinta pertama kita. Semua aktivitas kita mencintai ke delapan hal di atas harus diukur dengan keridhaan Allah. Kalau sesuai dengan rambu-rambu Allah pasti Allah ridho dan boleh kita kerjakan. Kalau tidak sesuai, pasti Allah murka karena itu harus kita tinggalkan.

Ayat lain pengukur cinta kita kepada Allah adalah QS. Al Baqarah : 165

ومن الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله والذين آمنوا أشد حبا لله ولو يرى الذين ظلموا إذ يرون العذاب أن القوة لله جميعا وأن الله شديد العذاب

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Ayat ini mengajarkan kita bahwa cinta kepada Allah harus di atas segalanya. Jangankan dikalahkan oleh ke delapan hal seperti dalam surat At Taubah tadi. Menyetarakan kecintaan yang lain dengan kecintaan kepada Allah saja kita bisa dianggap membuat tandingan-tandingan. Yang tentu saja hal ini terlarang. Kedudukan Allah tidak setara dan tidak boleh disetarakan dengan yang lain dalam hati kita.

Penyekutuan Allah bukan hanya alam bentuk penyembahan atau pengabdian. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa bentuk penyekutuan bisa terjadi dalam bentuk cinta dan mencintai. Allah dalam ayat ini melarang kita mencintai seseorang atau makhluk setara dengan cinta kita kepada Allah. Dengan kalimat "Adapun orang-orang yang beriman lebih kuat cintanya kepada Allah."

Bukti cinta kepada Allah, dicontohkan oleh para sahabat Nabi ketika diperintahkan meninggalkan khamar dengan ayatnya

يا أيها الذين آمنوا إنما الخمر والميسر والأنصاب والأزلام رجس من عمل الشيطان فاجتنبوه لعلكم تفلحون

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Para sahabat segera membuang simpanan khamar-nya ke jalan-jalan sehinggan digambarkan jalanan seperti banjir khamar. Padahal khamar adalah minuman sehari-hari masyarakat Qurays pada saat itu.

Para sahabiyah segera mengambil apa saja disekitarnya untuk menutupi kepala dan badannya demi mendengar perintah berjilbab. Ini adalah contoh pembuktian cinta kepada Allah dan Rasulnya.
Orang yang menyamakan kecintaannya kepada Allah akan menyesal dan berkata:

تالله إن كنا لفي ضلال مبين
إذ نسويكم برب العالمين

"demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam". (QS. Asy Syu’ara : 97-98)

Rasulullah dalam hadis Tirmidzi dari Ibnu Abbas bersabda:
Cintailah Allah karena segala karunia-Nya sedang kalian nikmati. Cintailah aku dengan cinta Allah. Cintailah keluargaku dengan cintaku.” (Sunan Tirmidzi dari Ibnu Abas)

Bisyr Al Hafi, seorang abli ibadah dalam Kitab Al Bidayah Wa Nihayah, Ibnu Katsir, hampir setiap malam hingga pagi sering termangu di ambang pintu rumahnya.

Ketika ditanya ”Apa yang sedang kamu pikirkan sepanjang malam itu?”
Ia menjawab, ”Saya sedang berfikir tentang si Bisyr yang beragama Nasrani dan Si Bisyr yang beragama Yahudi, serta si Bisyr yang beragama Majusi. Saya bertanya-tanya dalam hati, apa gerangan yang menyebabkan diriku mendapat keistimewaan dari Allah sehingga saya lebih dulu dijadikan sebagai seorang muslim, padahal sama-sama bernama Bisyr. Saya merenungkan keutamaan yang diberikan Allah kepadaku. Saya memuji-Nya karena hidayahnya kepadaku. Saya telah diberi kehormatan mengenakan gaun para kekasih-Nya.

Mari kita bersyukur atas nikmat Islam ini. Maka ini harus kita genggam erat. Dan cinta Allah memberikan hidayah dan berbagai nikmat ini harus kita balas dengan cinta kita kepada-Nya di atas segala-galanya.

قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Ali Imran: 31)

قل أطيعوا الله والرسول فإن تولوا فإن الله لا يحب الكافرين

Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS. Ali Imran : 32)


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Pakdhe, matur nuwun taushiahnya, bener2 bergetar hati ini..
suwun sekali lagi, ditunggu posting2 taushiahnya..