Jumat, September 05, 2008

Rahasia Kenapa Harus Merindukan Ramadhan

Dari Abu Hurairah r.a,

bahwa Nabi SAW bersabda:

Shalat yang lima waktu,

Jum’at ke Jum’at, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya

menghapuskan kesalahan-kesalahan yang terdapat di antara masing-masing, selama kesalahan besar dijauhi.

(HR. Muslim)

Rahasia I:
Ramadhan adalah Bulan Paling Mulia

Kita sering mendengar bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia. Banyak disebut sebagai bulan suci. Benar! Karena bulan Ramadhan adalah bulan yang hari-harinya adalah hari-hari yang utama. Malam-malamnya juga demikian. Malam yang utama. Jam demi jamnya sangat sayang kalau dilewatkan begitu saja. Kenapa demikian? Karena kata Rasulullah SAW, pada bulan ini nafas-nafas kita menjadi tasbih. Hitunglah berapa tarikan nafas yang kita lakukan setiap hari. Pasti, di antara kita tak ada yang pernah menghitungnya. Maka, marilah kita coba menghitungnya. Tidak usah seharian. Cukup satu jam saja. Lalu kalikan dengan 24, karena saat tertidurpun kita bernafas. Sebanyak itu kita bernafas, sebanyak itu pulalah tasbih kita kepada Allah.

Pernahkan kita bertasbih sebanyak itu setiap hari? Hampir pasti di antara kita tidak ada yang pernah melakukannya. Kalau toh ada, dengan kualitas apa adanya. Bahkan justru tidak berkualitas. Bertasbih seperti pelanggar lalu lintas kabur dikejar polisi. Sehingga tak jelas lafal ”SUBHANALLAH”. Yang terdengar hanya sepotong akhirannya saja. Lah... lah... lah.... Tanpa makna apa-apa.

Kini, setiap tarikan nafas menjadi tasbih.

Adakah tarikan nafas yang dilakukan secara serampangan? Tentu tidak. Allah memberikan perangkat alat pernafasan dengan sempurna, sehingga tarikan nafas kita selalu bermakna bagi kelangsungan hidup kita. Satu tarikan menghirup oksigen, dan satu tarikan lagi untuk membuang karbondioksida. Demikian berselang seling. Hirup oksigen, buang karbon dioksida. Tak pernah tertukar. Karena itu akan menimbulkan kematian. Lalu, Allah melalui Rasul-Nya mengatakan bahwa setiap tarikan nafas sempurna itu dinilai sebagai tasbih yang khusyuk sempurna. Tak terhitung jumlahnya. Tak bakal mampu kita menghitung-hitungnya. Maha Suci Allah...... atas segala kesempurnaan dan kemurahan-Nya.

Pantaslah kalau dengan demikian Allah melipat gandakan pahala amal-amal kita. Bahkan tidurpun mendulang pahala, apatah lagi jika kita memanfaatkannya untuk kegiatan produktif.

Renungkan nasihat indah dan memotivasi ini:

”Pada setiap hari di hadapanmu ada saat istimewa.
Di pagi hari, di sore hari serta di saat sahur.
Di waktu-waktu itu jiwamu yang bersih meninggi ke langit.
Dan engkaupun bakal mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
Di hadapanmu juga ada musim-musim ketaatan. Hari-hari untuk ibadah.
Malam-malam untuk taqarraub yang telah diajarkan oleh kitab sucimu, juga Rasulmu yang mulia.
Maka jadilah engkau diwaktu-waktu mulia itu menjadi orang yang banyak berdzikir. Bukan orang yang banyak lalai.
Jadilah orang yang banyak beramal, bukan orang yang banyak malasnya.
Manfaatkan waktu, sungguh waktu itu bagaikan pedang.
Jangan menunda dan berjanji ”akan”,
karena tak ada yang lebih berbahaya daripada menunda-nunda.”
(Imam Hasan Al Banna)

Tidak ada komentar: