Rabu, Januari 30, 2008

Kaya Itu Hanya Akibat

"Mengalir saja!" Demikian kesimpulan rahasia sukses seorang Bob Sadino saat diwawancarai oleh majalah WK-nya Pak Isdiyanto. Majalah lama, karena terbit Mei 2007, tapi sangat baru bagi saya yang awam dengan pembelajaran bisnis. Karena isinya tidak kadaluarsa maka saya ucapkan terima kasih buaaanyak kepada Pak Is atas majalah gratisnya yang saya peroleh dalam Milad ke-2 TDA yang baru lalu.

Bagi yang sudah sering mendengar pernyataan-pernyataan beliau, mungkin hal ini bukan hal yang aneh. Aneh sih.... tapi biasa saja kalau yang ngomong Om Bob. Emang begitulah Om Bob. Ceplas-ceplos dan keluar dari pakem akademis teori kewirausahaan. Ini juga kebaruan yang saya temukan dari majalan lama ini. Ini bagi saya suatu pencerahan dari sisi lain yang indah untuk dicermati.

"Lakukan saja, ikuti perencanaan Tuhan!" Itu kesimpulan berikutnya. Allah yang Maha Merencanakan, kita tinggal bekerja saja. Tidak ada tujuan. Kesuksesan bukan tujuan, kekayaan bukan tujuan. Kesuksesan dan kekayaan hanya akibat dari bekerja.
Wow, indah sekali. Just do it. Setelah pasrah maka bekerjalah. Apapun hasilnya ikhlaskan. Saya berguman dalam hati mungkin ini salah satu makna dari firman Allah dalam Surat At Taubah : 105. ”Beramallah, nanti Allah, Rasulnya dan orang-orang yang beriman akan melihatnya.” Wallahu’alam.

Karena tidak ada tujuan maka otomatis tidak ada perencanaan untuk mencapai tujuan itu. "Saya senang aja melakukannya." Demikian kata Om Bob menirukan ucapan anaknya yang jauh-jauh sekolah di Swiss ternyata akhirnya hanya jual pecel lele di pinggir jalan.

Lalu apakah pake intuisi sehingga tanpa perencanaan dan tujuan bisa mencapai sukses demikian? Tanya wartawan. Maka sekali lagi Om Bob mengatakan bahwa wartawan otaknya telah diracuni teori kewirausahaan yang menurut beliau isinya hanya sampah saja. Om Bob menganggap pertanyaan itu tidak muncul dari diri wartawan murni tapi dari otak yang sudah menelan sampah berbagai informasi teori kewirausahaan.

Kalau Tuhan memberi intuisi yang hebat untuk seorang Bob Sadino, sementara tidak memberikan intuisi itu kepada yang lain, maka betapa tidak adilnya Tuhan. Demikian kata Om Bob. Bahwa apa yang dilakukannya dan mengakibatkan kesuksesan bisa jadi adalah langkah ke seribu dari 999 langkah gagal sebelumnya yang telah ditempuh oleh beliau. Jadi bukan intuisi yang tiba-tiba muncul. Thomas Alfa Edison juga demikian. Bola lampu bukan hasil kehebatan intuisinya tapi hasil percobaannya yang ke 1000 setelah 999 kali gagal. Kolonel Sanders membuka KFC bukan karena naluri bisnisnya yang hebat, tapi hasil perjalanan gagalnya menawarkan resepnya kemana-mana dan selalu ditolak. Maka dia membuka warung sendiri. Jadi bukan intuisi tapi hasil dari pantang menyerah dan tahan banting.

Jadi... untuk menjadi wirausahawan tidak ada pembelajarannya yang njelimet dan baku. Nanti bikin bingung dan kapan mau mulai. Lakukan saja. Bebas saja lakukan. Lalu evaluasi hasilnya. Hasil yang hebat hanya akibat dari keuletannya sendiri. Ketika menjual lima kilogram telor bersama istri, Bob Sadino tidak pernah bermimpi bakal bisa naik mobil jaguar atau punya rumah mewah dari hasil jualan telur yang marjinnya Cuma Rp 150,- per hari itu. Mengalir saja. Kalau ada kegagalan, kekecewaan dan sejenisnya rangkullah, belailah karena itu adalah bagian dari kesuksesan itu sendiri.

Tidak ada pembelajaran dalam kewirausahaan. Yang ada hanyalah melangkah, melangkah dan melangkah. Untuk bisa melangkah itu kita perlu membebaskan dari rasa takut, jangan punya keinginan macam-macam, dan bebaskan dari belenggu pikiran sendiri.

Bingung? Tidak perlu bingung, karena Om Bob tidak memaksakan kita untuk mengikuti jalan pikirannya yang sering dianggap gila oleh banyak orang. Ini hanya sharing beliau –karena ditanya oleh wartawan- bagaimana dia bisa menjadi Bob Sadino seperti sekarang ini. Kalau mau jadi duplikasi Bob Sadino silakan ditiru. Kalau mau jadi diri sendiri ya silakan pake cara lain.

Peace, …..

Cikarang Baru, 30 Januari 2008.

Tidak ada komentar: