Minggu, Januari 18, 2009

Abbas Boikot KTT: Aneh tapi Wajar!

Oleh: Choirul Asyhar

Perang apa yang terjadi di Palestina 27 Desember 2008 sampai hari ini?
Perang Palestina melawan Penjajah Zionis Yahudi?
Jawabannya ya dan tidak.

Ya, jika yang dimaksud sebagai Palestina adalah Hamas. Hamas adalah Palestina dan Palestina adalah Hamas.

Tidak, jika yang dimaksud Palestina adalah semua kelompok masyarakat non Hamas dan Hamas sendiri. Karena yang diperangi Israel hanya Hamas. Dan yang melakukan perlawanan terhadap penyerang -Zionis Yahudi- hanya Hamas. Jadi, ini adalah perang antara Hamas melawan Zionis Yahudi? Betul! Lalu di balik Yahudi ada Amerika dan sekutu-sekutunya. Termasuk di dalamnya, meskipun tidak nyata, ada konsporasi Mesir dan Saudi Arabia. Juga ada pemerintah Palestina sendiri di bawah presiden Mahmoud Abbas.

Maka wajar ketika negara-negara Arab mengadakan KTT luar biasa di Doha, Qatar, ada 3 negara yang sebenarnya berperan penting tidak hadir. Yaitu Mesir, Saudi Arabia dan Pemerintah Otoritas Palestina di bawah Presiden Abbas sendiri.

Mesir kita sudah tahu, di bawah Presiden Housni Mubarrak menutup perbatasan Gaza dengan Rafah, sehingga bangsa Palestina (Hamas) tidak bisa menghirup udara segar di Mesir. Padahal di negerinya sendiri sudah 2 tahun mengalami blokade, pembatasan pasokan air bersih, makanan obat-obatan dan listrik dari Penjajah Zionis. Sampai Israel menyerbu Gaza tanggal 27 Desemberpun, Mesir tak mau membuka perbatasannya. Entah ada kebusukan apa di kepala Presiden Mesir ini.

Saudi Arabia juga kasat mata tidak pernah terang-terangan membela Palestina. Doa sering dipanjatkan tapi tidak jelas dalam dukungan selain itu. Bahkan demostrasi dukungan terhadap Palestina pun difatwakan haram oleh Syekh Shalih Al Fauzan ulama besar Saudi karena dianggap termasuk membuat kerusakan di muka bumi. Kalaupun ada dukungan materi kepada Palestina di satu sisi, disisi lain dukungan terhadap Amerika sekutu Israel Zionis pun tak pernah absen. Jadi tak jelas sebenarnya Raja Saudi ini sedang berjuang untuk apa dan siapa.

Presiden Mahmoud Abbas juga kelihatannya kehabisan kesabarannya untuk terus berjihad merebut kemerdekaan. Dia sudah capek dan pengen hidup tenang dan ayem. Yaitu dengan mengakui keberadaan Isael dan cukup puas Palestina menjadi negara secuil yang kurang lebih hanya 25% dari total negerinya sebelum perang 1947. Maka dia sangat geram dengan Hamas yang tidak kunjung mau mengakui keberadaan Israel dan gigih melakukan gerakan perlawanan. Bahkan meskipun menang Pemilu, PM Ismail Haniyya dari Hamaspun dipecat. Juga menteri-menteri Hamas lainnya. Sementara anggota-anggota Parlemen dari Hamas dijebloskan ke dalam penjara. Maka kini, meskipun aneh, menjadi wajar ketika dia tidak datang dalam KTT yang diadakan justru untuk membicarakan bagaimana membantu rakyat negerinya di Gaza dari genocide yang dilakukan oleh Zionis Yahudi Israel. Aneh, karena dia terkesan tak perduli dengan nasib rakyatnya. Wajar, karena yang dimaksud sebagai rakyatnya -yang sedang dibantai oleh Israel- adalah pengikut Hamas.

Jadi analisis bahwa serangan Israel adalah hasil konspirasi AS dan sekutu-sekutunya termasuk Saudi, Mesir dan Otoritas Palestina sendiri hanya menunggu waktu pembuktiannya. Kecuali jika mereka melakukan tindakan yang berbeda 180 derajat dalam penyesalan dan kesadarannya.

Mari kita amati dan cermati saja berita yang terus berseliweran. Semua fakta akan berjalin berkelindan untuk membuat rajutan buruk dan berbau busuk yang bernama konspirasi itu. Ataukah Allah memberikan hidayah -semoga- sehingga berubah menjadi rajutan indah yang berwujud persatuan negara-negara Arab dalam membela saudara-saudaranya di Gaza dan mengenyahkan penjajah Zionis Israel dari bumi Palestina.

Ismail Haniyya pernah berkata, bahwa perang ini adalah harb al furqon. Perang pembeda. Yang akan membedakan dengan tegas siapa teman dan siapa yang bukan. Setelah Palestina yang dimotori Hamas mencapai kemenangan dengan izin Allah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilham.

Cikarang Baru, 18 Januari 2009

2 komentar:

Anonim mengatakan...

nice post mas , saya link ya

Anonim mengatakan...

Silakan Mas, Syukron atas kunjungannya. Kalau bisa dipublikasikan ke Mahmud Abbas juga boleh... he... he...