Sabtu, Januari 10, 2009

Kenapa Zionis Yahudi Seperti Babi Buta?

Korban gugur di Gaza sampai hari ke 13 ini telah mencapai 780 orang, dan korban luka-luka mencapai 3250 an.


Saya tidak habis pikir kenapa Zionis Yahudi ini sedemikian membabi butanya menghadapi jeweran roket Hamas itu? Saya bayangkan roket Hamas seperti kembang api, tapi Zionis Yahudi membalasnya dengan mercon bumbung. Dan tak cukup sekali tapi berkali-kali. Bahkan tadi saya baca berita, bahwa Tel Aviv tidak akan menghentikan serangannya ke Gaza sampai Hamas habis. Inilah yang saya katakana mereka sangat membabi buta. Sudah kayak babi, buta pula….

Saya juga teringat ketika seorang serdadu Zionis Yahudi diculik oleh Hamas, mereka membalasnya dengan memborbardir wilayah Palestine. Alasannya mencari si serdadu itu. Mereka sangat menghargai seorang serdadu Yahudi di satu sisi. Di sisi lain mereka sangat meremehkan nyawa ratusan orang non-Yahudi.

Penasaran dengan nafsu angkara murka Zionis Yahudi ini, saya membuka-buka buku lama yang belum pernah saya baca secara serius. Saya terperanjat membacanya. Sambil tercekat tak percaya, tapi kenyataan menunjukkan kebenaran tulisan di buku itu telah terjadi dan akan terus terjadi di Palestina.

Beberapa ucapan tokoh Zionis Yahudi dari buku itu adalah:
1. Theodore Hertzel, salah seorang pendiri gerakan Zionis, 1895: ”Penduduk asli ini hanya didorong untuk bermigrasi sampai melewati perbatasan dengan melarangnya untuk bekerja.”
Nyata bahwa pemboikotan, blokade dan sebagainya tujuannya adalah mengusir penduduk asli yaitu bangsa Arab Palestina.

2. Theodore Hertzel juga pernah berkata, ”Kita berusaha mengeluarkan para penduduk miskin itu sampai perbatasan, dengan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan bagi mereka di negara deportan. Kita jelas-jelas menolak mereka bekerja di negara kita.”

Maknanya pengusiran juga. Tapi lebih humanis dengan mencarikan pekerjaan di negara lain. Bukan di Palestina. Maknanya tetap sama: pengusiran!

3. Tapi humanisme sebenarnya hanya lips service saja, Hertzel dengan biadab melanjutkan: ”Jika kita berpindah ke suatu wilayah baru, di mana ditempat itu banyak binatang buas yang bangsa Yahudi tidak terbiasa dengan kondisi itu, seperti ular besar berbisa, maka saya akan berusaha untuk memakai penduduk primitif itu untuk mengusir binatang-binatang tersebut sebelum saya mendapatkan suatu pekerjaan untuknya di negara yang ditempati mereka.”

Jadi sebelum berhasil mengusir, Zionis Yahudi akan melakukan penindasan terhadap penduduk asli yang disebut miskin dan primitif itu. Ada pengakuan bahwa Arab sebagai penduduk asli, sekaligus pelecehan mereka sebagai miskin dan primitif.

4. Balfour, tokoh penjajah Zionis lainnya pernah berkata: ”Di Palestina, kami tidak berfikir sama sekali untuk mendengarkan usulan apapun dari penduduk asli dan mengetahui keinginan-keinginannya.”

Jelas bahwa perundingan yang selama ini digagas oleh sekutu-sekutu mereka hanyalah akal-akalan mereka saja. Toh sebenarnya mereka tidak ingin mendengarkan apapun dari bangsa Palestine. Usulan dan keinginan-keinginan mereka bagai angin lalu saja. Dan demi mengurangi dan meredam kekesalan dunia international. Maka wajar jika Hamas anti berunding dengan Zionis Yahudi ini. Karena mereka pasti menghianati perundingan itu sendiri. Jangankan Hamas, Nabi Musa a.s. yang membebaskan mereka dari kejaran Firaun, dengan mukjizat membelah laut pun, dikhianati pula setibanya di sebarang lautan.

5. Goulda Meir, mantan PM negara Yahudi itu, bahkan menganggap di Palestina itu tidak ada siapa-siapa kecuali orang-orang Zionis Yahudi. ”Di sana tidak ada yang disebut orang Palestina, mereka tidak punya eksistensi.”

Hilangnya pengakuan eksistensi kemanusiaan bangsa Palestina, wajar saja membuat mereka melakukan dan membenarkan tindakan apa saja terhadap bangsa Palestina, termasuk menjatuhkan ratusan ton bom ke atas Gaza saat ini demi hangusnya bangsa Palestina.

6. Harun Yadlin, mantan menteri pendidikan Zionis, tahun 1974, pernah mengatakan, ”Yang paling penting bahwa para pemuda itu harus tahu saat kami kembali ke negeri ini tidak ada bangsa apapun di dalamnya.”

Melalui pendidikan, Zionis hendak mengingkari sejarah dengan mengajarkan kepada anak-anak sekolah, bahwa ketika Yahudi datang, tanah Palestina ini kosong! Sungguh kebohongan yang terstruktur sudah direncanakan dengan baik, meskipun harus membuat sejarah palsu. Dengan menanamkan kebohongan sejak dini kepada anak-anak. Yang pada gilirannya sama saja dengan menanamkan kebencian kepada bangsa Palestine yang dianggap tidak berhak atas negerinya sendiri.

Bahkan dia menggunakan istilah ”kami kembali” bukan datang atau pindah. Seakan Yahudi memang punya hak atas tanah Palestina ini.

7. Menahim Begin, juga mantan PM penjajah Yahudi itu jelas mengatakan: ”Warga Palestina itu hanyalah sekedar kecoak-kecoak yang harus dienyahkan.”

Maka, jelas mengapa mereka menutup telinga terhadap seruan kemanusiaan, karena mereka merasa sedang menyemprotkan obat anti kecoak ke balik lemari makan. Bangsa Palestina dianggap bukan sebuah bangsa, tapi binatang yang harus dienyahkan.

8. Menahim Begin juga berkata, ”Kita harus sadar dan tahu bahwa tidak ada tempat di negeri ini untuk dua bangsa. Maka satu-satunya solisi adalah bangsa Palestina harus dibersihkan dari tanah Israel. Dan tidak ada jalan selain mendeportasi mereka ke negara-negara tetangga, maka deportasi mereka tanpa kecuali. Dan di sini tak ada suatu desa atau keluarga Arab manapun.”

Saya tak bisa berkomentar, ketika dia mengatakan bahwa inilah satu-satunya solusi. Jadi bukan hanya Hamas yang tidak mengakui Negara Yahudi yang menamakan diri Israel itu. Tapi Zionis Yahudi pun tak akan mengakui keberadaan negara Palestina. Jadi kalau Hamas bertekad mengusir Zionis Yahudi, merekapun juga bertekad mengusir bangsa Palestina. Bedanya kalau Hamas mengusir penjajah. Zionis Yahudi hendak mengusir bangsa yang dijajah. Maka, ini bukan sekedar penjajahan ”biasa” tapi perampasan wilayah.

9. Hal ini juga telah dikatakan pada tahun 1940 oleh Yousef Watz dalam buku hariannya, ”Tak ada tempat bagi dua bangsa di wilayah ini. Dan tak ada solusi selain memindahkan bangsa Arab dari sini ke negara-negara tetangga.”

Tidak saja pengusiran secara paksa yang berkedok pemindahan atas bangsa Palestina, tetapi juga pemaksaan negara tetangga untuk menerimanya. Arogan tampak jelas ada pada diri Yahudi zionis ini.

Lihat bagaimana ngotot dan memaksanya mereka ketika Yousef menulis, ”Persoalan pemindahan bangsa Arab dan mengembalikannya ke tanah airnya di negara-negara tetangga adalah persoalan yang tak dapat dielakkan lagi.”

10. Bagaimana jika bangsa Palestina tidak mau dideportasi? David Ben Goreon, zionis, dosen juga menulis dalam bukunya, ”Tidak ada tempat bagi non-Yahudi di negara kita ini dan kami akan mengatakan kepada Bangsa Arab: ’Ayo silakan anda pergi! Kalau mereka tidak mau dan mengadakan perlawanan, kami akan memindahkan mereka dengan cara paksa.”

11. Melalui pendidikan di sekolah ditanamkan kebencian terhadap bangsa Arab. Doktrin ini juga diberikan dengan atas nama agama. Lihat pengakuan Moseh Manogen, ”Mereka mengajarkan kepada kami untuk benci terhadap Bangsa Arab di gimnasium (SMA). Mereka mengajarkan kepada kami lebih dari itu, yaitu mendeportasi mereka atas dasar bahwa Palestina adalah negeri kita, bukan negeri mereka. Kita bisa merujuk masalah ini pada kitan Taurat.”

(bersambung....insya Allah)

Tidak ada komentar: