Kamis, Oktober 30, 2008

Kartu Kuning Disnaker

Dalam sepakbola kartu kuning dihindari pemain. Tapi lain dengan kartu kuning disnaker. Banyak orang yang memperebutkannya! Rame-rame setiap hari datang pencaker (=pencari kerja) ke disnaker untuk mendapatkannya.

Beberapa hari yang lalu saya mampir ke Disnaker Kabupaten Bekasi. Mengantar istri untuk mengurus kartu kuning ini. Katanya sebagai syarat pemberkasan untuk jadi PNS.

Jam 8 pagi saya sudah tiba di depan ruang pengurusan kartu kuning. Para pencari kartu kuning sudah berjubel menunggu pelayanan. Sampai jam 8.15 pelayanan belum dimulai juga, karena para petugas disnaker yang terhormat sedang sarapan gorengan, minum teh dan merokok.

Untuk menyalurkan kesebalan saya menunggu pelayanan dimulai saya ngobrol dengan seseorang. Ternyata dia sedang mengantar adiknya untuk mendapatkan kartu kuning pula. Sebagai persyaratan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan swasta.

Saya yang 18 tahun jadi buruh pabrik dan belum pernah sekalipun memiliki kartu kuning jadi penasaran. Apa sih gerangan si kartu kuning ini? Kok, sedemikian hebatnya, sehingga kepemilikannya menjadi salah satu syarat untuk jadi pegawai. Baik swasta maupun negeri.

Capek ngobrol, saya berdiri menghampiri sebuah flow chart yang tertempel di dinding luar ruangan pelayanan. Rupanya denah alur proses mendapatkan kartu kuning.

Terbaca jelas, bahwa proses mendapatkan kartu kuning melalui interview. Pewawancara dari disnaker akan mewawancarai pencaker. Jika pencaker dinyatakan layak, maka dia berhak mendapatkan kartu kuning. Lalu pencaker yang mendapatkan kartu kuning bisa membawanya ke pengusaha yang membutuhkan tenaganya. Dan setelah diterima kerja, pengusaha harus melaporkan ke disnaker. Mungkin sebagai feed-back bahwa pencaker hasil interview disnaker itu telah diterima kerja.

Bagaimana jika hasil wawancara pencaker dinyatakan tidak layak? Maka pencaker harus menjalani pelatihan-pelatihan di BLK (Balai Latihan Kerja). Setelah dinilai siap, baru diberi kartu kuning.

Waw, bagus sekali ternyata ide pemberian kartu kuning ini. Pertama, pekerjaan HRD di perusahaan semakin ringan karena pencaker sudah disaring oleh disnaker melalui wawancara. Bahkan pelatihan sebelum bekerja, bagi yang sebelumnya tidak layak kerja. Jadi pencaker yang datang membawa kartu kuning pasti yang berkualifikasi bagus.

Kedua, Disnaker ternyata bekerja, to. Tidak Cuma mengurusi sengketa buruh-pengusaha. Disnaker berfungsi mewawancarai kelayakan pencaker. Dan disnaker menyediakan pelatihan sehingga pencaker menjadi berkualitas dan profesional. Untuk menjaga kredibilitasnya, pasti disnaker sering mencari informasi kualifikasi pencaker yang dikehendaki perusahaan-perusahaan yang akan mempekerjakanya. Lalu disampaikan kepada sekolah-sekolah pencetak pencaker. Sehingga lulusannya layak kerja.

”Lho, istriku mana?” Saya teringat nasib istri saya.
Rupanya pelayanan sudah dibuka, entah sejak jam berapa. Istri saya sedang mengisi formulir. Lalu antri menyerahkan kepada petugas. Beberapa menit kemudian dia menghampiri saya. Dia mengajak pulang dulu, karena kartu kuningnya jadi setelah shalat Jum’at.

”Tadi diwawancarai apa saja?” tanya saya.
”Tidak ada wawancara, cuma nyerahin formulir yang sudah diisi, dan syarat-syarat lain.”
”Bayar berapa?” tanya saya iseng, khawatir ini juga termasuk syarat-syarat lain itu.
”Gratis!” katanya. Bagai sedang kehausan diguyur air putih jernih segar dingin, jawaban ini sangat membanggakan saya. Diantara kekecewaan-kekecewaan atas kualitas pelayanan dan wawancara yang tak pernah ada itu. Apalagi pelatihan kerja.

Cikarang Baru, 30 Oktober 2008

3 komentar:

WURYANANO mengatakan...

hmmm..kartu kuning memang upaya cerdik disnaker untuk mendekatkan diri kepada para usahawan, dan masyarakat...maksudnya mungkin biar nggak ada sengketa yang nantinya menyalahkan disnaker. jadi aman deh disnaker...

jadi sebenarnya kartu kuning hanya sebatas basa-basi...terutama untuk para usahawan...tapi untuk calon PNS memang disyaratkan, karena disnaker kan bikinan pemerintah ya...hahaha...kalau nggak kelihatan fungsinya entar ada usulan HAPUS DISNAKER...dan bertambah lagi pengangguran di RI ini...

oiya, maaf sebelumnya... kok istrinya nggak ikut mengembangkan bisnis-bisnisnya mas Choirul aja nih...MuslimMart, kan bisa semakin cepat membesar lho, dan bisa menerima lebih banyak pegawai... mengurangi jumlah pengangguran.

sekedar saran-usul lho...nggak mesti dituruti ya... abaikan aja jika nggak berkenan, mas Choirul.

Salam Sukses Berkelimpahan Rahmat Ilahi,

Wuryanano

Anonim mengatakan...

Trims Pak atas komentarnya. Juga saran-usulnya untuk membesarkan MusliMart. Sebenarnya istri saya juga bantu, tapi belum maksimal. Karena masih menikmati tugasnya sebagai guru.

Bisnis saya inipun sebenarnya juga dimulai dan diilhami oleh kegiatan sampingan istri sebelumnya. Misalnya les private, sekarang jadi lembaga kursus dan bimbel. Dagang baju dannis door to door, sekarang jadi toko MusliMart.

Thanks again atas komen dan sarannya. Saya tak bakal mengabaikannya.

Salam Luar Biasa Prima dengan Penuh Rahmat Allah SWT.

Choirul Asyhar

Anonim mengatakan...

pa.mohon info
untuk depnaker bekasi
alamat nya di mana ya
saya juga baru mau ngurus
tp kurang tau daerah sama alamat nya
mohon infonya dikirim ke sonicho2@ymail.com
trimakasih