Senin, November 10, 2008

Selamat jalan Amrozi, Mukhlash dan Imam Samudra

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

Sesungguhnyalah kita ini milik Allah dan kita akan kembali kepada-Nya.

Ya, semua kita akan kembali kepada-Nya. Hanya saja apakah kita kembali kepada-Nya dengan wajah putih bersih atau wajah hitam legam karena terselimuti mendung dosa dan kemungkaran.

Wa man kaana yarjuu liqoo’a robbihi fal ya’mal amalan sholihan wa la yusyrik bi ’ibadatihi akhadaa.

Siapa yang mau berjumpa dengan Tuhannya maka hendaklah dia beramal sholeh dan tidak mempersekutukan Dia dengan apapun.

Hari Ahad dini hari, jam 00.15, tiga terpidana mati kasus Bom Bali I telah dieksekusi mati di depan 3 regu tembak yang masing-masing terdiri dari 12 penembak jitu.

Akhina Amrozi, Mukhlash dan Imam Samudra adalah saudara kita seiman. Mereka masih muslim sampai peluru eksekutor membunuh mereka. Bahkan dalam beberapa hal atau banyak hal mungkin mereka lebih muslim dari pada kita, yang mungkin tidak setuju dengan ketegasan mereka yang menimbulkan kekerasan itu.

Mereka masih saudara seiman. Maka mari kita berdoa untuk kebaikan mereka di akhirat kelak. Karena perbuatan mereka di Bali, toh, telah mendapatkan balasan yang setimpal yaitu jiwa bahkan raga mereka yang dirobek-robek oleh timah panas para petembak jitu itu.

Bukan hanya itu. Perbuatan mereka telah dibayar impas bahkan oleh keluarga dan kerabatnya. Mental keluarga dan kerabatnya telah diteror setelah sebelumnya berita seputar persiapan eksekusinya mendebarkan jantung mereka dan jutaan pemujanya. Juga musuh-musuhnya. Setelah sebelumnya berita seputar eksekusinya menjadi makanan empuk media massa. Yang tentu saja menaikkan rating acara mereka lalu menaikkan income rupiah dan dollar mereka.

Maka kita tutup lembaran hitam dan dendam. Doakan pemerintah lebih arif dan bijak dalam mengayomi semua warganya. Tiada lagi profokasi dan reaksi di negeri ini. Semua warga saling menenggang perasaan orang lain. Kita berdoa, agar Allah menjadikan negeri kita negeri yang diridhoi-Nya. Mandiri dari ketergantungan asing, teguh menegakkan izzah kita. Tak lupa pula doakan mereka diterima di sisi-Nya. Allahummaghfirlahum, warhamhum, wa’afihi wa’fu ’anhum. Allahumma akrim nuzulahum, wa wassi’ madkhalahum.

Tidak ada komentar: