Sabtu, Juli 28, 2007

Bangga Jadi Orang Indonesia

Setiap hari koran dan televisi kita memberitakan kasus korupsi. Sebagian besar dilakukan oleh pejabat negara. Belum lagi tuntas mengusut dan mengadili pejabat pemerintahan Orde Baru yang telah habis digilas arus reformasi 1998, kini wajah negeri diperunyam dengan korupsi para pejabat negara yang dipilih di era reformasi. Banyak kasus mantan Ketua DPRD sebuah kabupaten diseret ke pengadilan karena penyalahgunaan jabatan. Ironisnya pengusutan kasusnya terjadi justru ketika yang bersangkutan telah menjabat sebagai Bupati. Walhasil banyak kepala pemerintah daerah tingkat II yang menjadi pesakitan. Terjerat dalam kasus korupsi. Mantan orang terhormat mendekam di tempat hina. Di penjara.

Juga ada sederetan menteri era eformasi diseret oleh KPK. Lagi-lagi dugaan korupsi. Yang paling spektakuler adalah kasus mantan kepala Bulog dengan berbagai kasus korupsi. Satu kasus belum selesai ditemukan kasus baru. Semua melibatkann sang mantan kepala. Kalau di Amerika, mungkin sang kepala jika terbukti bersalah akan menerima hukuman akumulasi bisa puluhan tahun, bahkan melebihi umurnya sendiri.
Sedemikian mudahnyakah korupsi itu dilakukan? Kata seorang enterpreneur tulen, peluang bisnis itu berseliweran di depan mata. Hanya enterpreneur tulen yang mapu menagkapnya. Kata seorang koruptor tulen mungkin peluang korupsi itu berseliweran di ujung hidung. Hanya koruptor beneran yang hatinya mati yang mampu dan mau memanfaatkannya. Sistem boleh dibuat, peraturan dan perundangan boleh ditetapkan, tapi kalau penegak hukumnya letoy dan korup pula, maka apa ada maling menangkap maling?

Indonesia kabarnya menjadi negara peringkat ke empat terkorup di dunia. Saya yakin peringkat ini akan naik lagi, jika lebih jeli lagi melihat korupsi. Kabar burungnya, seharusnya Indonesia menduduki peringkat dua bahkan satu, tapi karena ada yang menyuap maka peringkatnyapun diturunkan menjadi peringkat empat.

Sebenarnya korupsi itu ada di mana-mana. Tidak Cuma pejabat negara, pejabat swasta pun banyak yang melakukan korupsi tapi belum terjerat. Mungkin karena bukan prioritas pemerintah. Tinggal tunggu saatnya saja. Kalau pemilik perusahaan sudah mengadukan ke polisi maka, sang pejabat swastapun bisa jadi pesakitan di pengadilan.

Ketika membaca kasus demi kasus, saya rasanya malu menjadi bangsa Indonesia. Tapi melihat banyaknya kasus yang terungkap oleh KPK, kembali tumbuh kebanggaan saya menjadi bangsa Indonesia. Saya bangga negeri ini memiliki KPK dengan personil-personilnya yang memiliki komitmen tinggi untuk membongkar kasus-kasus korupsi.
Saya bangga karena kebatilan akan dikalahkan oleh kebenaran. Saya bangga karena kebenaran dan keadilan akan menang di negeri ini. Dan saya harus mengawalnya. Dan membantu menunjukkan rahasia umum anatomi korupsi di Indonesia. Dengan membedahnya, maka kerja para pejuang anti korupsi akan semakin mudah. Dengan membahasnya, maka saya insya Allah tidak terjerumus melakukan hal yang sama. Dengan membacanya, siapapun yang pernah melakukannya akan segera menghentikannya. Untuk itu saya menulis serial ini. Semoga bermanfaat. Insya Allah.

1 komentar:

Choirul Asyhar mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.