Jumat, Februari 13, 2009

BERKAH SENYUM

Oleh: Choirul Asyhar

Alhamdulillah, Allah memberikan perangkat ekspresi pada wajah kita yang bernama senyum ini. Bayangkan jika ‘senyum’ ini tidak ada di wajah manusia. Hidup terasa tegang, kaku, tertekan. Hubungan sesama manusia menjadi tidak akrab, tidak saling menyapa, bahkan bisa menjadi bermusuhan satu sama lain. ‘Hanya’ dengan saling melempar senyuman semua ketegangan, kekakuan, ketertekanan dan permusuhan bisa lumer. ‘Hanya’ dengan menebar senyuman keakbaran, persahabatan, saling kenal, saling dekat bisa terjalin.

Subhanallah. Karena itulah sungguh menakjubkan ketika Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa senyum itu juga sedekah. Bagai menebar sedekah materi yang bisa meningkatkan kesejahteraan si miskin, menebar senyum juga bisa menciptakan kesejahteraan ruhani pada lingkungan masyarakat.

Tiga-empat bulan terakhir ini sampai dua bulan ke depan wajah Indonesia juga banyak dibanjiri senyuman. Meskipun hanya berupa gambar. Yaitu senyuman ratusan ribu Caleg, yang poster wajahnya terpampang di seluruh pelosok negeri. Mulai dari jalan besar sampai jalan desa bahkan dusun dan jalan setapak di pematang sawah. Tiang listrik dan pohon-pohon tak luput dari kunjungan gambar-gambar Caleg-caleg yang selalu tersenyum ini.

Saya belum menemui gambar Caleg yang tegang tanpa senyuman. Dari yang senyuman lebar sehingga tampak gigi serinya, senyum simpul , sampai yang hanya tersungging sedikit. Tak masalah, asal dilakukan dengan tulus dari hati yang terdalam, insya Allah pesan senyum itu akan sampai ke hati rakyat calon pemilihnya.

Ya, ketulusan itu memang penting. Apalagi bagi seorang Caleg. Senyuman yang gambarnya ditebar di mana-mana itu semoga dilakukan dengan tulus. Bukan hanya karena ingin meraih simpati rakyat, agar terpilih dan duduk di kursi dewan. Ketulusan senyuman para Caleg akan terbukti nanti setelah mereka bekerja di gedung dewan dan benar-benar terjun di masyarakat. Sekarang Anda menebar senyuman kepada rakyat; nanti setelah menjadi wakil rakyat, giliran rakyatlah yang tersenyum. Karena kehidupannya menjadi lebih baik. Itu berkat perjuangan Anda yang mau bersusah payah dan bersakit-sakit memperjuangkan nasib rakyat di gedung dewan.

Jangan sampai Anda memonopoli senyuman. Kini Anda menebar senyuman untuk meraih simpati. Dan ketika menjadi anggota dewan Anda terus tersenyum menikmati kedudukan dan kekayaan. Sementara rakyat terus menangis meratapi nasibnya. Naudzubillahi min dzalika.

Semoga bertebarannya senyuman di seantero Indonesia ini mendatangkan berkah Allah bagi bangsa ini. Amin.

Cikarang Baru, 13 Februari 2009

Tidak ada komentar: