Minggu, Agustus 23, 2009

Wah, kok banyak …………?

Sabtu, tanggal 22 Agustus 2009. Dhuhur. Saya seperti biasanya mengajak anak terkecil saya, Adnan (5), ke masjid untuk shalat berjamaah.


“Wah, kok banyak orang…?” itu kata-kata yang terlontar spontan dari mulutnya. Sesaat setelah kakinya melewati pintu masjid. Rupanya dia heran kenapa dhuhur ini jamaah sholat dhuhur sampai lebih dari 3 shaf. Berarti lebih dari 75 orang. Biasanya cuma satu shaf. Baik hari libur maupun hari kerja.


“Iya, Awal Ramadhan banyak yang shalat di masjid.” Jawab saya spontan dan tak sempat menutup-nutupi kenyataan ini. Padahal bisa saja saya jawab “Iya, kan hari libur… mungkin banyak yang tidak bepergian jadi sempat sholat dhuhur berjamaah.”. Entah kenapa justru jawaban jujur itu yang saya berikan.


Oke, apapun itu. Ini pelajaran berharga bagi kita orang dewasa. Betapa anak sekecil Adnan ternyata memperhatikan betul keadaan lingkungannya. Dia memperhatikan betul kondisi masjid di siang hari di hari-hari biasa. Maka sekarang ini adalah luar biasa!

Biasanya dia selalu dapat shaf depan meskipun dating terlambat. Karena shafnya cuma satu! Kini dia ada di paling belakang.


Dan ‘konyol’nya kok saya terus terang saja memberikan jawaban. Karena awal Ramadhan banyak orang merindukan masjid. Mereka masih dipenuhi dengan euphoria suasana ruhiyah yang tinggi. Sehingga kaki ringan saja melangkah ke masjid, meskipun sebenarnya tidur di rumah lebih enak. Perut lapar, hawa panas, emang enakan tidur atau shalat di kamar yang ber AC. Tapi berkah Allah di bulan Ramadhan inilah yang menyebabkan mereka ringan-ringan saja keluar rumah dan shalat berjamaah di masjid. Suatu hal yang jarang dilakukan kebanyakan orang.


Melihat suasana ini, biasanya hati saya terharu….. Oh, indahnya masjid kita jika terus dihiasi oleh kedatangan warga sekitar masjid setiap adzan dikumandangkan. Mesjid indah tidak hanya oleh ornamen keramik, kaligrafi, karpet indah dan mahal, ventilasi berprofil kaligrafi, podium khotib yang artistic, kaca lukis, atau suara imam plus sound system yang menghasilkan suara teduh menyentuh kalbu. Tapi juga oleh banyaknya trafik jamaah datang pergi setiap waktu shalat.


Shaf-shaf shalat yang tersusun penuh dan lurus. Shaf-shaf yang penuh dari barisan terdepan sampai terbelakang. Gemuruh takbiratul ikhram yang mengikuti takbir sang imam. Suara “Amiin” yang indah, merdu dan bergemuruh memenuhi ruang-ruang kosong masjid. Juga ruang-ruang kosong kalbu. Seirama dengan suara “Wa ladhldhoooollin” yang sebelumnya dilantunkan sang Imam. Lalu gerakan serentak para makmum mengikuti gerakan imam. Rukuk, I’tidal. Sujud –duduk-sujud. Lalu berdiri lagi. Serentak bergerak memenuhi aba-aba takbir dari Sang Imam. Kemudian terakhir serentak pula salam ke kanan dan ke kiri.


Inilah keindahan masjid yang sesungguhnya yang saya bayangkan. Bagaimana indahnya ketika setiap pengunjung masjid saling bersalaman saat dating dan pergi. Menanyakan kabar dan kesehatan. Saling mengelus kepala anak-anak kita. Wah, benar-benar silaturahim yang menyemangati dan memanjangkan umur.


“Ayah… kok masih banyak yang sholat?” tanya Adnan tadi malam saat shalat maghrib pada hari yang sama, 22 Agustus 2009. Aku terhenyak dengan pertanyaan spontannya. Rupanya dia menggarisbawahi benar jawaban saya saat dhuhur itu. Dalam jawaban saya terkesan jelas banyaknya jamaah shalat di masjid hanya di awal-awal saja. Dan masalahnya, bagi Adnan dari dhuhur sampai maghrib adalah waktu yang lama. Karena selama menunggu maghrib itu dia beberapa kali merengek lapar dan haus menahan puasanya.


Mungkin logika Adnan, setelah sekian lama berlalu, seharusnya jumlah warga yang sholat berjamaah di masjid kembali normal lagi. Tak sebanyak ini.


Cikarang Baru, 23 Agustus 2009

Choirul Asyhar

Berharap keindahan masjid terjaga sepanjang waktu.

1 komentar:

sangkebenaran mengatakan...

http://sangkebenaran.blogspot.com/


Inilah contoh ajaran PEDOFILIA Muhammad:

Dikisahkan Jabir bin 'Abdullah: Ketika aku menikah, Rasullah bersabda kepadaku, perempuan macam apa yang kamu nikahi? Aku menjawab, aku menikahi seorang janda muda? Beliau bersabda, Mengapa kamu tidak bernafsu pada para perawan dan memanjakannya? Jabir juga berkisah: Rasullah bersabda, mengapa kamu tidak menikahi seorang perawan muda sehingga kamu dapat memuaskan nafsumu dengannya dan dia denganmu?

Hadits Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 17.


A'isyah (Allah dibuatnya bahagia) diceritakan bahwa Rasullah (semoga damai sejahtera atas beliau) dinikahi ketika usianya tujuh tahun, dan diambilnya untuk rumahnya sebagai pengantin ketika dia sembilan tahun, dan bonekanya masih bersamanya; dan ketika beliau (Nabi Yang Kudus) mampus usianya delapan belas tahun.

Kitab Sahih Muslim 8, Pasal 3311.


Dikisahkan A'isyah: bahwa Nabi menikahinya ketika dia berusia enam tahun dan menikmati pernikahannya ketika berusia sembilan tahun. Hisham berkata: Aku telah menceritakan bahwa A'isyah menghabiskan waktunya dengan Nabi selama sembilan tahun (yaitu hingga kematiannya).

Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 65.


Muhammad telah bernasu birahi kepada anak berusia enam tahun. Apa yang tersimpan di dalam otak Muhammad? Apa pikiran mesum nabi merupakan perbuatan suci?