Kamis, Februari 05, 2009

Memandang Gaza

Oleh: Choirul Asyhar

Ada 5 pandangan muslimin di seluruh dunia terhadap nasib Gaza sebagai representasi kondisi Palestina. Tulisan ini hanya memotret pandangan muslimin yang beredar yang berhasil saya tangkap. Saya tidak mengomentari masing-masing kelompok itu. Dipersilakan pembaca untuk menilai sendiri dengan menggunakan hati nurani.

Kelima pandangan itu adalah sebagai berikut:

1. Mengecam Israel dan aktif mendukung gerakan perlawanan di Gaza

Kelompok ini menganggap penjajahan dan penindasan atas tanah dan rakyat Palestina harus segera diakhiri. Apalagi penindasan yang dilakukan dengan brutal dengan blockade, pembatasan kebutuhan pokok rakyat sampai pembunuhan perempuan, anak-anak dan rakyat sipil. Tak hanya itu penghancuran gedung-gedung fasilitas social, rumah sakit, sekolah, masjid dan rumah-rumah pemukiman patut dikecam habis-habisan. Dan segera diakhiri. Bahkan penjajahpun harus hengkang dari bumi Palestina.

Dukungan kelompok ini diwujudkan dalam bentuk demonstrasi besar-besaran, penggalangan dana untuk membantu rakyat dan pemerintah Palestina, pembentukan opini public melalui media massa cetak, elektronik dan internet. Juga pengiriman tenaga medis, obatan-obatan, makanan dan pakaian. Jika mungkin bahkan mengirimkan mujahidin-mujahidin untuk berperang melawan penjajah Zionis.

2. Mengecam Israel tapi juga mengecam gerakan perlawanan

Kelompok ini mengecam kebrutalan Israel di satu kesempatan, tapi juga mengecam gerakan perlawanan di sisi lain. Seakan-akan jika tidak ada gerakan perlawanan, maka Israel tidak akan melakukan serangan brutal itu. Israel hanya membalas atas perlawanan yang diterimanya.

Kelompok ini menutup mata atas hokum sebab akibat. Kenapa ada gerakan perlawanan telah dinafikannya. Tanah Palestina yang merdeka 60 tahun yang lalu telah dianggap masa lalu. Kini realitasnya telah berbeda. Mereka mengakui keberadaan Israel yang telah menguasai 80% tanah Palestina, dan rakyat Palestina di bawah pemerintah otoritas Palestina harus mau hidup berdampingan secara damai dengan Israel meskipun telah menelan pil pahit dengan hanya menempati –tanpa menguasai- 20% wilayahnya.

Dengan pengakuan ini, maka perdamaian akan terwujud di tanah Palestina. Maka gerakan perlawanan harus menerima kenyataan ini dan menghentikan perlawanannya. Sebagai gantinya mengakui keberadaan negara Israel sebagai tetangganya.

3. Mengecam Israel tapi tak peduli dengan nasib Palestina

Kelompok ini reaktif terhadap serangan dan kebrutalan Israel. Namun reaksinya hanya sebatas dalam KTT. Kekuatannya hanya di mulut. Padahal kekayaan dan kekuatan ekonominya cukup untuk menekan Israel dan Amerika, jika mereka mau.

Jangankan tekanan ekonomi, selain mengecam mereka tetap terus menjalin hubungan diplomatic dengan negara yang dikecam itu.

4. Tak Peduli dengan Kejadian di Palestina

Kelompok ini sama sekali tak peduli dengan kejadian di Palestina. Dalihnya di negeri sendiri banyak masalah yang harus diselesaikan. Lebih baik konsentrasi menyelesaikan masalah di negeri sendiri daripada mempedulikan masalah di luar negeri. Apalagi negri Palestina letaknya nun jauh di sana.

Kelompok ini ada yang benar-benar memang sedang berjuang memperbaiki nasib rakyatnya sendiri. Tapi tak sedikit pula yang hanya sedang berdalih saja, sementara iapun tak berbuat apa-apa untuk tetangganya sendiri yang kelaparan, tak punya akses pendidikan dan ekonomi. Jadi membela tetangga terdekatpun tidak, apatah lagi membela rakyat Palestina yang jauh di negeri orang.

5. Mengecam Orang Yang Membela Rakyat Palestina

Apa ada kelompok yang demikian? Ya. Kelompok ini memang ada. Kelompok ini bukan hanya tidak peduli terhadap rakyat Palestina. Tapi lebih jauh lagi judtru mereka mengecam orang-orang yang membela rakyat Palestina. Bagi kelompok ini, orang yang membela rakyat Palestina, seperti gak ada kerjaan. Meneriakkan penindasan di Palestina, padahal di negeri sendiri juga ada penindasan. Mengumpulkan dana untuk Palestina, padahal di negeri sendiri banyak yang membutuhkan bantuan. Membela kemerdekaan Palestina, padahal di negeri sendiri juga belum merdeka secara hakiki.

Tidak hanya itu, kecamannya bahkan disandarkan dengan dalil-dalil agama. Bahwa membela rakyat Palestina, bukan termasuk jihad. Perjuangan rakyat Palestina melawan Israel itupun juga bukan jihad di jalan Allah. Kalau toh berjihad, yang wajib itu hanya rakyat Palestina saja. Jika mereka tidak mampu, yang pertama terpanggil dengan kewajiban jihad adalah negara-negara tetangganya saja. Kita yang hidup di Indonesia masih jauh dari kewajiban itu.

Bahkan kelompok inipun menfatwakan bahwa berdemonstrasi membela rakyat Palestina itu haram. Karena membuat kerusakan di muka bumi. Dengan mengganggu ketertiban umum. Pengguna jalan raya terganggu. Jalanan macet. Bahkan bisa jadi memprovokasi orang-orang untuk berbuat kerusakan lebih jauh lagi.

Wallahu'alam bisshowab.

Cikarang Baru, 3 Februari 2009

Tidak ada komentar: